JAKARTA - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatat pendapatan konsolidasian sebesar USD 288,2 juta hingga kuartal III 2025. Angka ini mengalami penurunan sekitar 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat fluktuasi harga batu bara global. Meski demikian, transformasi TOBA menuju portofolio bisnis hijau justru mulai menunjukkan hasil nyata dan menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Direktur TOBA, Juli Oktarina, menekankan bahwa 2025 merupakan momentum penting dalam penguatan bisnis hijau perusahaan. “Kami telah menuntaskan fase transformasi dan kini fokus pada penguatan operasional di seluruh pilar hijau. Dengan kas yang kuat, struktur keuangan yang sehat, dan arah strategi yang jelas, TBS siap melangkah ke fase optimalisasi profitabilitas dan sinergi antar pilar pada 2026,” ujar Juli.
TOBA Raup Pendapatan USD 288 Juta, Fokus Bisnis Hijau
Segmen pengelolaan limbah kini menjadi penyumbang terbesar dengan sekitar 39% dari total pendapatan. Angka ini meningkat signifikan 1.048% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menandakan ekspansi bisnis hijau TOBA mulai matang.
Selain itu, kendaraan listrik dan energi terbarukan juga menunjukkan pertumbuhan positif. Transformasi ini sejalan dengan strategi TOBA untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara dan membangun portofolio energi bersih yang berkelanjutan.
Meski pendapatan konsolidasian menurun karena penurunan harga batu bara, jika dikurangi dampak transaksi non-tunai satu kali dari divestasi dua PLTU dan biaya akuisisi bisnis hijau, TOBA masih mencatat keuntungan sekitar USD 1,8 juta. Capaian ini tercermin dari Adjusted EBITDA sebesar USD 31,8 juta, yang menunjukkan efisiensi operasional dan kemajuan transformasi bisnis hijau.
Posisi Kas Solid dan Strategi Ekspansi
TOBA menutup kuartal III 2025 dengan kas sebesar USD 89 juta, naik signifikan dari USD 68 juta pada akhir 2024. Peningkatan ini didukung oleh hasil divestasi PLTU serta penerbitan instrumen Sukuk Wakalah dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2025. Struktur keuangan yang sehat ini memberikan fleksibilitas bagi TOBA untuk memperluas bisnis hijau di berbagai pilar.
Juli menekankan bahwa ketahanan kinerja tetap terjaga meski harga batu bara fluktuatif. “EBITDA kami tetap kuat, terutama berkat kontribusi segmen pengelolaan limbah dan kendaraan listrik. Ini menunjukkan bahwa portofolio hijau TBS tidak hanya tumbuh, tetapi juga semakin matang secara operasional,” jelasnya.
Salah satu tonggak penting pada paruh kedua 2025 adalah peluncuran identitas baru CORA Environment, menggantikan Sembcorp Environment di Singapura. CORA kini mendukung layanan waste-to-energy, daur ulang, insinerasi, dan pemulihan sumber daya berbasis digital, dengan lebih dari 700 karyawan dan 300 armada operasional. Perusahaan menargetkan investasi lebih dari S$200 juta dalam lima tahun ke depan untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan limbah, termasuk pembangunan fasilitas recycling yang rampung pada 2026.
Transformasi Energi Bersih dan Kendaraan Listrik
Pilar kendaraan listrik juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Hingga September 2025, lebih dari 6.400 motor listrik telah beroperasi dengan dukungan lebih dari 360 stasiun penukaran baterai (BSS). Jumlah BSS meningkat 25% dibanding semester sebelumnya, mendukung aktivitas penukaran baterai lebih dari 850 ribu kali per bulan, sekaligus menekan emisi karbon lebih dari 25 ton CO₂ per hari.
Di sisi energi terbarukan, PLTMH Sumber Jaya (6 MW) yang mulai beroperasi awal 2025 memberikan kontribusi stabil terhadap bauran energi bersih perusahaan. Sementara proyek PLTS Terapung Tembesi di Batam, hasil kerja sama dengan PLN Nusantara Power, menunjukkan progres konstruksi yang signifikan dan dijadwalkan mencapai commercial operation date pada pertengahan 2026.
Kombinasi tiga pilar utama—pengelolaan limbah, kendaraan listrik, dan energi terbarukan—menjadi landasan kuat bagi TOBA dalam mencapai target netral karbon 2030. Aspirasi ini juga memperkuat posisi TOBA sebagai pemain regional di sektor energi bersih dan pengelolaan limbah, sekaligus membawa nama Indonesia ke kancah internasional.
Kesimpulan dan Prospek Bisnis
Dengan fondasi yang semakin kokoh di tiga pilar hijau, TOBA membuktikan bahwa transformasi dari perusahaan berbasis batu bara ke energi bersih bukan sekadar retorika, tetapi langkah strategis yang menghasilkan pertumbuhan nyata.
Pendapatan yang fluktuatif akibat harga batu bara tidak mengurangi optimisme TOBA. Sebaliknya, ekspansi ke bisnis pengelolaan limbah, kendaraan listrik, dan energi terbarukan membuka peluang baru, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat struktur keuangan perusahaan.
Seiring realisasi proyek baru dan penguatan pilar hijau, TOBA siap menapaki fase pertumbuhan berikutnya, mengoptimalkan profitabilitas, dan terus mendorong sinergi antara bisnis hijau serta portofolio tradisional.