Kementan

Kementan Pastikan Stok Daging Sapi Aman Stabil Jelang Nataru

Kementan Pastikan Stok Daging Sapi Aman Stabil Jelang Nataru
Kementan Pastikan Stok Daging Sapi Aman Stabil Jelang Nataru

JAKARTA - Menjelang meningkatnya konsumsi pangan pada periode Natal dan Tahun Baru, pemerintah menaruh perhatian serius pada stabilitas harga dan ketersediaan daging sapi. 

Kementerian Pertanian memastikan langkah antisipatif telah dijalankan agar masyarakat tetap memperoleh daging sapi dengan harga terjangkau.

Upaya pengawasan dilakukan dari hulu hingga hilir, terutama pada tingkat peternak dan pelaku usaha penggemukan. Pemerintah ingin memastikan bahwa lonjakan permintaan akhir tahun tidak memicu gejolak harga yang berpotensi membebani konsumen.

Melalui inspeksi langsung dan koordinasi lintas sektor, Kementerian Pertanian menegaskan komitmennya menjaga pasokan nasional. Stabilitas ini dinilai penting tidak hanya bagi konsumen, tetapi juga bagi keberlanjutan usaha peternak di daerah.

Pengawasan Distribusi Demi Menjaga Harga Peternak

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyampaikan bahwa harga sapi hidup di tingkat peternak masih berada dalam kondisi terkendali. Hal tersebut disampaikannya saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah lokasi usaha penggemukan sapi.

“Harga sapi hidup di tingkat peternak tetap terkendali menjelang Natal dan Tahun Baru 2025/2026, stabilitas harga di tingkat hulu ini berperan penting dalam menjaga inflasi pangan pada akhir tahun,” kata Agung Suganda.

Menurutnya, pengawasan distribusi menjadi kunci utama menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Pemerintah berupaya mencegah adanya distorsi distribusi yang dapat memicu lonjakan harga di tingkat konsumen.

Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional Andi Amran Sulaiman. Fokus utama kebijakan tersebut adalah melindungi konsumen tanpa mengorbankan kesejahteraan peternak.

Hasil Pemantauan Menunjukkan Pasokan Terkendali

Dari hasil pemantauan di berbagai daerah seperti Subang, Tasikmalaya, Tangerang, Bekasi, dan Lampung, Kementan mencatat harga sapi hidup masih berada di kisaran Rp52.000 hingga Rp53.000 per kilogram bobot hidup. Angka tersebut masih berada di bawah harga acuan pembelian.

“Kondisi ini menunjukkan pasokan cukup dan distribusi berjalan baik,” ujar Agung Suganda. Ia menegaskan bahwa situasi tersebut mencerminkan kesiapan sektor hulu dalam menghadapi lonjakan permintaan akhir tahun.

Salah satu lokasi yang menjadi perhatian adalah PT Agrisatwa Jaya Kencana di Subang, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki kapasitas kandang yang besar dan berperan penting dalam menjaga pasokan regional.

“Per 12 Desember 2025, populasi sapi bakalan tercatat 9.800 ekor dan akan bertambah lagi 1.800 ekor dalam waktu dekat,” kata Agung. Data tersebut menjadi indikator kuat bahwa stok dalam kondisi aman.

Optimisme Hadapi Lonjakan Konsumsi Akhir Tahun

Kementerian Pertanian menilai kondisi stok sapi bakalan yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya pada periode Natal dan Tahun Baru, tetapi juga hingga menjelang Idul Fitri mendatang. Kesiapan ini diharapkan mampu meredam potensi inflasi pangan.

“Hasil sidak menunjukkan stok sapi di tingkap produsen aman dan harga relatif stabil. Ini penting untuk memastikan kenaikan konsumsi menjelang Natal dan Tahun Baru dan menjaga stabilitas harga,” kata Agung Suganda.

Dari sisi pelaku usaha, Gabungan Pengusaha Sapi Potong Indonesia juga menyampaikan pandangan serupa. Direktur Eksekutif Gapuspindo, Joni Liano, menilai kondisi pasar saat ini masih sangat kondusif.

Menurutnya, harga yang berlaku bukan merupakan lonjakan, melainkan penyesuaian wajar dan masih berada di bawah harga acuan. Hal tersebut menunjukkan keseimbangan antara kepentingan peternak dan konsumen tetap terjaga.

“Jadi saya setuju dengan arahan Pak Menteri tadi. Arahan Pak Menteri tadi kan yang penting itu kan semuanya happy. Peternak happy, pedagang happy, dan konsumen juga happy yang ditunjukkan harga daging sapi stabil,” jelas Joni.

Komitmen Pemerintah Jaga Pasokan Nasional

Perwakilan PT Agrisatwa Jaya Kencana, Evia Kirana, turut menegaskan bahwa stabilitas harga sapi hidup di tingkat peternak masih terjaga dengan baik. Ia menyebut harga jual sapi hidup di perusahaannya berada di angka Rp53.000 per kilogram bobot hidup.

“Harga jual sapi hidup di kami Rp53 ribu per kg bobot hidup. Dengan ketersediaan bakalan yang cukup, kami optimistis produksi dan distribusi tetap lancar hingga akhir tahun,” ujarnya.

Secara nasional, Kementerian Pertanian mencatat ketersediaan sapi dan kerbau bakalan di seluruh feedlot mencapai 193.705 ekor. Jumlah tersebut dinilai memadai untuk memenuhi kebutuhan daging sapi hingga periode Lebaran tahun depan.

Pemerintah memastikan monitoring akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Pergerakan harga dan ketersediaan stok akan diawasi hingga Idul Fitri guna memastikan keterjangkauan harga tetap terjaga.

Dengan langkah tersebut, Kementerian Pertanian berharap stabilitas pangan nasional dapat terus dipertahankan. Keberlanjutan usaha peternak, kelancaran distribusi, serta perlindungan konsumen menjadi prioritas utama dalam menghadapi momentum konsumsi akhir tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index