JAKARTA - Indonesia segera memiliki kilang minyak terbesar baru dengan kapasitas olahan mencapai 360 ribu barel per hari (bph) melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan bahwa penyelesaian pembangunan kilang ditargetkan selesai dan beroperasi pada pertengahan November 2025.
“Target penyelesaian RDMP Balikpapan kami usahakan mulai start pada 10 November 2025 dan diharapkan 17 November 2025 sudah beroperasi dengan kapasitas minimal,” ujar Simon dalam rapat bersama Komisi VI DPR.
Kilang Terbesar Baru, Lampaui Kapasitas Cilacap
Dengan kapasitas olahan 360 ribu bph, Kilang Balikpapan akan melampaui Kilang Cilacap yang berkapasitas 345 ribu bph, menjadikannya kilang minyak terbesar di Indonesia.
Proyek RDMP RU V Balikpapan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) di bawah Subholding Refining & Petrochemical Pertamina.
Produksi BBM dan Non-BBM Naik Signifikan
Setelah beroperasi penuh, produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) Kilang Balikpapan akan meningkat menjadi 339 ribu bph dari sebelumnya 197 ribu bph.
Rinciannya, bensin naik dari 42 ribu menjadi 142 ribu bph, solar dari 125 ribu menjadi 156 ribu bph, dan avtur dari 30 ribu menjadi 41 ribu bph.
Jika dikonversi, total produksi BBM mencapai sekitar 53,9 juta liter per hari.
Selain itu, produksi non-BBM juga melonjak, dengan LPG meningkat dari 48 menjadi 384 kilo ton per tahun (KTPA) dan propylene mencapai 225 KTPA, yang sebelumnya belum ada.
Dorongan Besar untuk Kemandirian Energi Nasional
Beroperasinya Kilang Balikpapan menjadi tonggak penting dalam upaya kemandirian energi Indonesia, sekaligus mengurangi ketergantungan impor BBM.
Dengan kapasitas besar dan teknologi terbaru, kilang ini diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional serta mendukung visi pemerintah meningkatkan efisiensi dan nilai tambah industri migas dalam negeri.