JAKARTA - Dunia mode tengah menyaksikan momen bersejarah di Milan. Sebuah pameran berskala besar yang menghadirkan setengah abad karya maestro mode Giorgio Armani resmi dibuka hari ini, menjadi simbol perayaan sekaligus perpisahan dengan sang legenda.
Pameran ini bukan sekadar rangkaian busana, melainkan juga bentuk penghormatan atas perjalanan panjang Armani yang meninggalkan jejak mendalam di dunia fashion global.
Lebih dari 100 karya langka dipamerkan, termasuk gaun dan setelan ikonis yang menggambarkan filosofi desain Armani: kesederhanaan yang elegan. Pameran ini menjadi bagian dari Pekan Mode Milan, sekaligus bertepatan dengan ulang tahun ke-50 label Giorgio Armani, yang kini dianggap sebagai salah satu merek mode paling berpengaruh di dunia.
“Ketelitian estetika Armani juga merupakan ketelitian etika, seperti halnya para seniman hebat di masa lalu,” ujar Angelo Crespi, direktur museum yang menjadi lokasi pameran ini.
Perayaan di Tengah Duka Kehilangan Sang Maestro
Peresmian pameran ini terasa penuh emosi karena terjadi hanya beberapa minggu setelah kabar duka wafatnya Giorgio Armani pada awal bulan ini. Sang desainer, yang dijuluki “Raja Giorgio”, meninggal dunia di usia 91 tahun di Milan, kota yang selama ini menjadi pusat karier dan kehidupannya.
Pekan Mode Milan tahun ini akhirnya terasa berbeda. Alih-alih sekadar memamerkan tren terbaru, acara ini menjadi momen refleksi bagi dunia mode. Banyak pihak yang hadir bukan hanya untuk melihat koleksi baru, tetapi juga memberikan penghormatan terakhir kepada Armani yang selama lima dekade telah membentuk lanskap fashion internasional
Pameran ini, yang berlangsung hingga Januari mendatang, merupakan salah satu proyek terakhir yang masih mendapat sentuhan langsung dari Armani sendiri sebelum beliau meninggal. Hal ini menjadikannya sangat istimewa, karena benar-benar mencerminkan visi dan filosofi sang legenda.
Lokasi Pameran yang Sarat Makna
Pameran retrospeksi ini digelar di museum seni Brera, salah satu tempat paling bergengsi di Milan. Koleksi busana Armani dipamerkan berdampingan dengan mahakarya seni Italia dari Abad Pertengahan hingga abad ke-19. Pemilihan lokasi ini bukan kebetulan.
Armani dikenal sebagai desainer yang menggabungkan mode dan seni dalam setiap rancangannya. Dengan memajang busana di antara lukisan klasik dan karya seni bersejarah, pameran ini ingin menunjukkan bahwa mode juga merupakan bentuk seni yang abadi, sama seperti karya seniman besar masa lalu.
Gaun-gaun dengan warna mencolok seperti biru dan merah, serta setelan khas Armani yang terkenal minimalis namun berkelas, dipamerkan dengan pencahayaan dramatis sehingga menciptakan pengalaman visual yang mendalam bagi pengunjung.
Peragaan Busana sebagai Puncak Perayaan
Selain pameran retrospeksi, rangkaian acara juga mencakup peragaan busana koleksi musim semi Giorgio Armani yang digelar di lokasi yang sama pada Minggu malam. Pertunjukan ini menjadi puncak perayaan, sekaligus penghormatan terakhir terhadap karya terbaru sang maestro.
Pekan Mode Milan sendiri berlangsung mulai Selasa hingga 29 September, menampilkan merek-merek bergengsi seperti Gucci, Prada, Dolce & Gabbana, dan Fendi. Namun, sorotan utama tahun ini jelas tertuju pada acara peringatan 50 tahun perjalanan Giorgio Armani, yang sekaligus menjadi penutup era dalam dunia mode Italia.
Armani dan Filosofi Kemandirian dalam Bisnis
Sepanjang kariernya, Armani dikenal sebagai sosok yang sangat independen dalam mengelola bisnisnya. Ia menolak berbagai tawaran pengambilalihan dan juga memilih untuk tidak mencatatkan perusahaannya di pasar saham. Filosofi ini membuat merek Giorgio Armani tetap otentik dan memiliki kontrol penuh atas identitasnya.
Namun, setelah kepergiannya, akan ada transisi kepemilikan yang sudah diatur dalam wasiatnya. Armani memberikan instruksi agar perusahaan dijual dalam dua tahap. Beberapa perusahaan besar yang disebut dalam wasiat tersebut termasuk konglomerat mewah Prancis LVMH, raksasa kecantikan L'Oréal, serta perusahaan kacamata besar.
Sampai proses penjualan selesai, bisnis Giorgio Armani tetap akan berada di bawah kendali keluarga dekat dan orang-orang kepercayaan, termasuk kolaborator lama Armani, Pantaleo Dell'Orco. Ia akan mengawasi transisi ini bersama yayasan yang telah didirikan oleh Armani sendiri untuk menjaga kelangsungan warisan brand tersebut.
Makna Penting bagi Dunia Mode
Pameran retrospeksi ini memiliki makna yang jauh melampaui sekadar acara mode biasa. Giorgio Armani telah memberikan pengaruh besar pada cara dunia memandang keanggunan dan gaya. Dengan desain yang selalu menekankan kesederhanaan, kualitas, dan keanggunan tanpa berlebihan, ia berhasil menciptakan identitas khas yang bertahan lintas generasi.
Sejumlah gaun dan setelan yang dipamerkan tidak hanya merepresentasikan tren masa lalu, tetapi juga menjadi bukti bahwa desain Armani tetap relevan hingga saat ini. Pameran ini mengajak pengunjung untuk melihat bagaimana mode dapat berkembang tanpa kehilangan esensi utamanya.
Selain itu, acara ini juga menjadi momen refleksi bagi industri fashion tentang pentingnya mempertahankan nilai seni dan keaslian dalam dunia yang semakin didominasi oleh kecepatan tren dan produksi massal.
Warisan yang Tak Lekang oleh Waktu
Meski Giorgio Armani telah tiada, warisannya akan terus hidup melalui karya-karya yang ditinggalkannya. Pameran retrospeksi ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap potongan kain dan jahitan, terdapat cerita panjang tentang dedikasi, inovasi, dan cinta terhadap seni mode.
Bagi para penggemar fashion maupun masyarakat umum, ini adalah kesempatan langka untuk melihat langsung perjalanan kreatif seorang legenda. Bagi Milan dan dunia mode, acara ini adalah cara untuk mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada sosok yang telah mengubah wajah industri fashion internasional.
Dengan berlangsungnya pameran hingga Januari mendatang, pengunjung dari seluruh dunia masih memiliki waktu untuk merasakan langsung keindahan karya Giorgio Armani, sekaligus menyaksikan babak baru yang akan ditapaki merek ikonis ini setelah kepergian sang pendiri.