JAKARTA - Musim yang awalnya penuh optimisme kini berubah menjadi periode penuh tekanan bagi Arne Slot dan Liverpool. Kekalahan 2-3 dari Brentford di Gtech Community Stadium menjadi pukulan telak yang memperpanjang tren negatif The Reds menjadi empat laga beruntun tanpa kemenangan di semua kompetisi.
Jika sebelumnya Slot masih bisa bersembunyi di balik alasan klasik seperti kelelahan pemain, kesialan, atau keputusan wasit, kali ini semua itu kehilangan relevansinya. Hasil melawan Brentford menyingkap masalah yang jauh lebih mendasar — menurunnya performa dan karakter tim secara keseluruhan.
The Reds tampak kehilangan identitasnya: tim yang dulu dikenal agresif, solid, dan penuh determinasi kini terlihat rapuh dan kehilangan arah. Bahkan Slot, yang berusaha tetap tenang dalam konferensi pers, tak mampu menyembunyikan nada frustrasinya.
Kini, dengan performa yang terus menurun dan empat kekalahan beruntun, Liverpool tampak benar-benar kehabisan alasan. Kritik pun mengarah langsung ke manajer asal Belanda itu, yang mulai dianggap gagal menjaga konsistensi tim setelah awal musim yang menjanjikan.
Liverpool Mulai Tersingkap: Fokus Hilang dan Pertahanan Rapor Merah
Dalam laga kontra Brentford, kelemahan Liverpool terlihat jelas dari menit awal. Pemain-pemain mereka kerap kehilangan bola di area sendiri tanpa tekanan berarti. Upaya membangun serangan sering gagal di tengah jalan karena keputusan yang tergesa-gesa dan miskomunikasi antar lini.
Kesalahan mendasar seperti umpan salah arah, kontrol bola buruk, hingga lemahnya duel udara berulang kali terjadi. Puncaknya, pada menit ke-100, tendangan sudut terakhir Liverpool bahkan tak mampu melewati pemain pertama — simbol sempurna dari betapa buruknya performa tim malam itu.
Lebih dari itu, determinasi dan intensitas yang dulu menjadi ciri khas The Reds kini nyaris tak terlihat. Brentford, dengan strategi sederhana namun efektif, berhasil mengambil kendali laga, terutama dalam 20 menit awal babak kedua ketika Liverpool bahkan tidak mencatat satu pun tembakan ke gawang.
Yang mengejutkan, setelah pertandingan, Arne Slot masih mencoba mencari pembenaran dengan menyinggung jadwal padat dan keputusan wasit, meski ia sendiri berkata,
“Saya tidak ingin ini dianggap sebagai alasan.”
Ucapan itu justru mempertegas bahwa Slot mulai kehabisan jawaban yang meyakinkan atas krisis performa timnya.
Alasan Slot Kian Melemah: Dari Jadwal Padat hingga Faktor Tandang
Slot memang punya sederet argumen untuk menjelaskan penurunan performa Liverpool. Ia menyoroti fakta bahwa lima dari enam laga terakhir dimainkan di luar kandang.
“Saya tidak tahu apakah ini dianggap alasan, tapi lima dari enam laga terakhir kami tandang. Itu tidak membantu saat performa sedang menurun,”
ujar Slot usai laga.
Namun pernyataan itu terasa timpang. Di paruh pertama musim, Liverpool justru menjadi salah satu tim dengan rekor tandang terbaik di Premier League. Artinya, masalah mereka kini bukan soal lokasi pertandingan, melainkan konsistensi dan mentalitas bertanding.
Slot juga menyebut padatnya jadwal sebagai beban tambahan. Usai melawan Eintracht Frankfurt di Liga Europa pada Rabu, mereka hanya punya dua hari istirahat sebelum bertandang ke London menghadapi Brentford.
“Tentu Anda berharap hasil lebih baik meski hanya punya dua hari istirahat,” katanya.
Namun dengan kedalaman skuad yang dimiliki Liverpool, alasan itu sulit diterima. Klub sebesar The Reds seharusnya mampu melakukan rotasi tanpa kehilangan kualitas. Kekalahan demi kekalahan bukan lagi persoalan fisik, tetapi mental dan ketajaman taktik yang menurun.
Kontroversi Wasit dan Realitas Lapangan: Bukan Hanya Soal Penalti
Slot juga menyoroti keputusan penalti yang diberikan kepada Brentford sebagai titik balik pertandingan.
“Saya harap ini tidak dianggap alasan, tapi itu keputusan penalti yang sangat lemah,”
ujarnya.
Wasit Tim Robinson memutuskan pelanggaran Virgil van Dijk terhadap Dango Ouattara terjadi tepat di garis kotak penalti setelah tinjauan VAR. Namun, terlepas dari keputusan itu, sorotan seharusnya tertuju pada tindakan Van Dijk sendiri. Sebagai kapten dan pemain paling berpengalaman, keputusannya melakukan tekel berisiko tinggi di situasi seperti itu mencerminkan kurangnya ketenangan dan konsentrasi.
Slot juga menyinggung insiden lain di kotak penalti lawan, ketika Cody Gakpo dijatuhkan oleh Nathan Collins, yang menurutnya layak mendapat penalti.
“Jika Anda tunjukkan dua situasi itu pada semua wasit di dunia, sebagian besar akan memberi penalti untuk Gakpo,” ucapnya.
Meski begitu, keluhan terhadap wasit tak mampu menutupi kenyataan di lapangan: Liverpool kalah karena kesalahan sendiri, bukan karena keputusan kontroversial.
Skuad Belum Solid: Efek Pergantian Pemain dan Adaptasi yang Lambat
Arne Slot akhirnya mengakui bahwa perombakan besar skuad di musim panas turut menjadi penyebab utama penurunan performa.
“Ketika Anda banyak mengubah tim di musim panas, wajar jika ada jalan terjal. Tapi saya tidak menyangka akan empat kekalahan beruntun,”
ungkapnya.
Liverpool memang melepas beberapa pemain penting seperti Luis Diaz, Darwin Nunez, Jarell Quansah, dan Caoimhin Kelleher. Meskipun keputusan itu masuk akal secara finansial, dampaknya terasa signifikan, terutama di lini serang.
Pemain baru seperti Florian Wirtz dan Milos Kerkez masih kesulitan beradaptasi dengan ritme cepat Premier League. Kerkez terlihat gugup dan sering kehilangan bola, sementara Wirtz belum mampu menjadi motor kreativitas yang diharapkan. Hanya Hugo Ekitike yang tampil relatif stabil di antara rekrutan anyar Slot.
Kelemahan adaptasi itu dimanfaatkan dengan baik oleh lawan-lawan mereka. Brentford, misalnya, menggunakan lemparan jauh dan duel fisik sebagai senjata utama. Lemparan Michael Kayode berulang kali menciptakan kepanikan di kotak penalti Liverpool — bahkan setelah Slot mengaku sudah melatih timnya untuk mengantisipasi situasi itu.
Slot dalam Tekanan, Liverpool Butuh Jawaban Nyata
Empat kekalahan beruntun bukan sekadar hasil buruk; itu adalah peringatan keras bagi Arne Slot bahwa sistem dan pendekatannya mulai kehilangan efektivitas.
Liverpool kini tidak hanya tertinggal dalam klasemen, tetapi juga kehilangan aura tim yang ditakuti lawan. Jika situasi ini tidak segera diperbaiki, tekanan dari fans dan manajemen bisa menjadi lebih berat dari sekadar kritik.
Slot mungkin masih punya waktu, tapi jam berdetak cepat di Anfield. Liverpool butuh solusi — bukan alasan lagi.