JAKARTA - Harga batu bara global masih menunjukkan pergerakan yang terbatas setelah stagnasi pada perdagangan sebelumnya.Kontrak batu bara ICE Newcastle untuk pengiriman bulan mendatang ditutup di USD 104,25 per ton, sama dengan posisi hari sebelumnya. Meski naik tipis 0,24% dalam sepekan, tren bulanan masih turun 2,34%, dan sepanjang tahun ini (year-to-date) ambruk hingga 16,77%.
Fluktuasi harga batu bara ini tidak lepas dari kelebihan pasokan di pasar serta meningkatnya kesadaran global akan kelestarian lingkungan, yang menekan permintaan energi fosil. Batu bara, sebagai salah satu sumber energi paling polutif, menghadapi tekanan dari pergeseran ke energi terbarukan.
Faktor Global yang Mempengaruhi Harga Batu Bara
Selain dinamika pasar, sentimen lingkungan turut menjadi faktor negatif. Menurut laporan terbaru, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan emisi gas rumah kaca pada 2035 akan turun 10% dibanding level 1990, menandai koreksi pertama dari PBB terhadap tren emisi sebelumnya.
“Umat manusia kini mampu menekan emisi untuk kali pertama. Namun memang belum cukup cepat, harus serius untuk mengakselerasi,” tegas Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), seperti dikutip Bloomberg News.
Tekanan global ini mendorong investor dan pelaku pasar untuk lebih berhati-hati dalam melakukan spekulasi harga batu bara. Kelebihan pasokan di pasar utama, seperti Tiongkok dan Australia, juga menambah faktor tekanan, sehingga harga cenderung bergerak terbatas.
Analisis Teknikal: Zona Bearish Masih Mendominasi
Dari perspektif teknikal harian, batu bara masih berada di zona bearish, meski sinyalnya belum terlalu ekstrem. Relative Strength Index (RSI) tercatat sebesar 46, menandakan bahwa meski sentimen cenderung negatif, momentum jual belum terlalu kuat. RSI di bawah 50 biasanya mengindikasikan tekanan jual, tetapi nilai yang mendekati 50 memberi indikasi netral bagi pelaku pasar.
Sementara itu, Stochastic RSI berada di angka 43, mengisyaratkan posisi jual (short) yang moderat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pergerakan harga batu bara hari ini kemungkinan masih sideways atau bergerak terbatas dalam rentang tertentu.
Target resisten untuk perdagangan hari ini diperkirakan berada di kisaran USD 105–108 per ton, sementara support berada di USD 102–101 per ton. Trader biasanya mengamati kedua titik ini untuk mengambil keputusan jual atau beli jangka pendek.
Sentimen Pasar dan Tren Mingguan
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara mencatat kenaikan kecil sekitar 0,24%, menandakan adanya tekanan beli terbatas. Namun, tren bulanan masih menunjukkan penurunan 2,34%, yang menegaskan bahwa sentimen negatif akibat over supply dan pergeseran energi bersih masih mendominasi.
Investor juga mencermati perkembangan proyek DME (Direct Methanol Economy) batu bara di berbagai negara, termasuk minat konsorsium Eropa dan Korea, yang dapat memengaruhi permintaan jangka menengah. Meski proyek ini bisa membuka peluang baru, efeknya terhadap harga spot batu bara global belum signifikan dalam jangka pendek.
Prospek Perdagangan Hari Ini
Dengan kondisi teknikal dan sentimen global yang ada, harga batu bara untuk hari ini kemungkinan bergerak terbatas atau sideways. Pelaku pasar disarankan memperhatikan level support dan resisten yang telah disebutkan, serta tetap waspada terhadap perkembangan geopolitik dan kebijakan energi bersih yang bisa memengaruhi harga.
Bagi investor jangka pendek, peluang trading mungkin muncul dari fluktuasi minor di sekitar kisaran USD 102–108 per ton, sementara investor jangka panjang perlu mempertimbangkan tren transisi energi global yang cenderung menekan permintaan batu bara.