JAKARTA - Kartu merah yang diterima Pedri pada laga El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid di Santiago Bernabeu ternyata memunculkan dua sisi cerita berbeda. Di satu sisi, hukuman tersebut tentu menjadi kerugian bagi tim asuhan Hansi Flick yang tengah berjuang menjaga konsistensi di La Liga 2025/2026. Namun di sisi lain, keputusan wasit itu justru bisa menjadi berkah terselubung bagi sang gelandang muda yang belakangan mulai kelelahan.
Insiden di menit akhir pertandingan yang melibatkan Aurelien Tchouameni membuat Pedri harus meninggalkan lapangan lebih cepat. Ia pun dipastikan absen saat Barcelona menghadapi Elche pada laga berikutnya. Meski terlihat kecewa, situasi ini mungkin justru menjadi jeda penting bagi pemain berusia 22 tahun tersebut — baik secara fisik maupun mental.
Padatnya Jadwal, Pedri Mulai Menunjukkan Tanda Kelelahan
Musim ini, Hansi Flick menempatkan Pedri sebagai pilar utama di lini tengah Barcelona. Peran strategisnya sebagai penghubung antara lini belakang dan lini depan membuat pemain asal Spanyol itu hampir selalu dipercaya tampil penuh di setiap laga penting.
Menurut laporan Diario AS, Pedri tercatat telah tampil dalam 17 pertandingan resmi musim ini dengan total lebih dari 1.400 menit bermain, atau setara dengan 91% dari total waktu permainan Barcelona. Angka ini menjadi indikasi betapa besar ketergantungan Flick terhadap kreativitas dan visi permainan Pedri.
Namun, padatnya jadwal mulai menunjukkan efek samping. Dalam beberapa pekan terakhir, penurunan performa Pedri mulai terlihat. Umpan-umpannya tidak seakurat biasanya, sementara mobilitasnya di lapangan menurun. Gestur frustrasi juga kerap tampak ketika Barcelona kesulitan menguasai pertandingan.
Kartu merah yang diterimanya saat menghadapi Real Madrid menjadi klimaks dari tekanan yang ia alami. Meski berawal dari insiden spontan, momen itu sekaligus menggambarkan betapa besar beban yang tengah ia pikul di usia muda.
Kehilangan Sementara, Tapi Peluang untuk Memulihkan Diri
Absennya Pedri pada laga kontra Elche jelas menimbulkan lubang di lini tengah Barcelona. Namun, bagi sang pemain sendiri, larangan bermain satu laga bisa menjadi kesempatan emas untuk memulihkan kondisi fisik dan mentalnya.
Tidak adanya jadwal tengah pekan memberi waktu bagi Pedri untuk fokus menjalani program pemulihan dan latihan ringan yang dirancang oleh tim pelatih. Fokus utama dalam periode ini bukan hanya soal kebugaran otot, tetapi juga mengembalikan ketenangan dan kepercayaan diri yang sempat terguncang setelah kekalahan di El Clasico.
Sementara itu, Hansi Flick dihadapkan pada tantangan menemukan komposisi baru di lini tengah. Absennya Pedri memberi ruang bagi pemain pelapis untuk tampil, dan gelandang muda seperti Dro disebut sebagai kandidat utama untuk menggantikan peran sang bintang muda.
“Pedri memang kehilangan kesempatan bermain, tapi ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk menata ulang ritme dan energinya,” tulis Diario AS dalam laporannya.
Rotasi Wajib Demi Menjaga Energi Tim
Salah satu tantangan terbesar Flick sejak awal musim adalah menjaga keseimbangan antara intensitas permainan dan kebugaran pemain. Dengan jadwal kompetisi yang padat, rotasi skuad menjadi hal yang tak terelakkan.
Meski kerap dikritik karena terlalu bergantung pada beberapa pemain inti, termasuk Pedri, langkah Flick untuk memberi kesempatan pada pemain muda bisa menjadi solusi jangka panjang.
Pemain seperti Dro, Gavi, dan Fermin Lopez berpeluang menunjukkan kemampuan mereka, terutama menghadapi tim seperti Elche yang secara kualitas berada di bawah Barcelona.
Jika rotasi ini berjalan mulus, bukan hanya Pedri yang mendapat manfaat dari waktu istirahat, tetapi juga keseluruhan tim yang bisa tampil lebih segar di laga-laga berikutnya.
Barcelona masih harus menghadapi jadwal berat setelah Elche, termasuk laga penting di kompetisi Eropa dan duel krusial di La Liga melawan rival papan atas lainnya.
Dalam konteks ini, absennya Pedri bukanlah krisis, melainkan kesempatan bagi Flick untuk menguji kedalaman skuadnya.
Kembali dengan Semangat Baru
Setelah menjalani hukuman satu laga, Pedri diharapkan kembali dengan kondisi prima dan semangat baru.
Dengan beban fisik yang lebih ringan, ia bisa kembali menampilkan gaya bermain khasnya: penguasaan bola yang tenang, visi tajam, serta kemampuan membuka ruang bagi rekan setim.
Barcelona membutuhkan Pedri dalam performa terbaik jika ingin tetap bersaing di papan atas klasemen. Kehadiran pemain muda ini bukan hanya penting di lapangan, tapi juga sebagai simbol proyek pembaruan tim yang sedang dijalankan Hansi Flick.
Meski kartu merahnya menjadi sorotan negatif di El Clasico, momen tersebut bisa menjadi titik balik bagi Pedri untuk menata ulang langkahnya. Seperti banyak pemain muda lain yang tumbuh lewat pengalaman pahit, ia bisa belajar untuk lebih matang secara emosional tanpa kehilangan agresivitas dan semangat bertarungnya.
Dalam jangka panjang, insiden ini mungkin akan dikenang bukan sebagai kesalahan, melainkan awal dari kebangkitan kembali seorang maestro muda Barcelona.