JAKARTA - Setelah mengalami kelangkaan bahan bakar sejak pertengahan Agustus 2025, kabar baik datang dari jaringan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bp. Pasalnya, perusahaan energi asal Inggris itu akhirnya membeli 100 ribu barel base fuel (bahan bakar murni) dari Pertamina Patra Niaga.
Langkah ini menjadi titik terang atas negosiasi panjang antara pihak bp dan Pertamina yang difasilitasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Betul (hasil negosiasi bp dan Pertamina). Volumenya 100 ribu barel,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut telah menjadi dasar bagi SPBU bp untuk kembali menjual BBM jenis RON 92 atau BP 92, produk unggulan yang sempat hilang dari pasaran akibat krisis pasokan bahan bakar.
Kolaborasi Strategis Atasi Krisis Pasokan
Pembelian 100 ribu barel base fuel ini bukan hanya langkah komersial semata, tetapi juga mencerminkan kolaborasi strategis antara pemerintah, Pertamina, dan badan usaha swasta dalam menjaga stabilitas energi nasional.
Menurut Laode, selain bp, beberapa pengelola SPBU swasta lain juga sedang menjalin komunikasi dengan Pertamina untuk menormalkan pasokan BBM mereka. Namun, ia belum dapat memberikan detail lebih lanjut sebelum stok di masing-masing SPBU benar-benar pulih.
Langkah bp menjadi contoh konkret bagaimana badan usaha swasta bisa bekerja sama dengan BUMN energi terbesar di Indonesia untuk memastikan ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat. Di sisi lain, pemerintah menilai langkah tersebut selaras dengan kebijakan pemanfaatan kuota impor Pertamina yang bisa digunakan oleh badan usaha lain dalam kondisi darurat pasokan.
Uji Kualitas dan Standar Mutu Jadi Prioritas
Menanggapi kabar ini, Presiden Direktur PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR), Vanda Laura, menegaskan bahwa seluruh pasokan base fuel yang dibeli dari Pertamina telah melalui uji kualitas ketat dengan pengawasan surveyor independen yang terpercaya. Tujuannya untuk memastikan bahwa bahan bakar yang diterima memenuhi spesifikasi dan standar kualitas pemerintah Indonesia serta bp internasional.
“Prioritas kami jelas, BP 92 kembali tersedia dan kualitas produk yang dihadirkan konsisten terjaga. Fokus mutu ini bagian dari komitmen jangka panjang kami membangun layanan energi yang terpercaya di Indonesia,” ujar Vanda.
Ia menambahkan bahwa keputusan untuk membeli base fuel melalui Pertamina merupakan bagian dari solusi sementara yang terukur dan bertanggung jawab, mengingat keterbatasan pasokan impor yang sempat terjadi. Vanda menekankan bahwa langkah ini diambil secara hati-hati agar tidak hanya memulihkan stok, tetapi juga menjaga kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk bp.
Solusi Jangka Pendek untuk Keberlanjutan Pasokan
Sebelumnya, kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta, termasuk bp, telah berlangsung selama hampir dua bulan. Hal ini memicu antrean kendaraan dan keluhan konsumen di berbagai daerah. Kondisi tersebut mendorong Kementerian ESDM dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk turun tangan mencari solusi bersama pelaku industri.
Bahlil mendorong agar badan usaha pengelola SPBU swasta menggunakan kuota impor milik Pertamina sementara waktu. Tujuannya adalah menjaga ketersediaan BBM di lapangan tanpa harus menunggu proses impor baru yang biasanya memakan waktu panjang.
Langkah itu terbukti efektif. Setelah proses negosiasi intensif selama dua bulan, SPBU bp mulai menunjukkan pemulihan stok, terutama untuk produk BP 92 yang menjadi salah satu bahan bakar paling diminati masyarakat urban.
Sinergi Pemerintah dan Swasta Jaga Ketahanan Energi
Kesepakatan antara bp dan Pertamina ini menandai babak baru dalam kerja sama sektor energi nasional. Di tengah tantangan pasokan global, kolaborasi lintas entitas menjadi kunci untuk menjaga ketahanan energi dan stabilitas distribusi BBM di dalam negeri.
Kementerian ESDM melihat sinergi ini sebagai model kemitraan strategis yang dapat diadopsi oleh badan usaha lain di masa mendatang. Dengan mekanisme yang diatur pemerintah, pembelian base fuel dari Pertamina tidak hanya membantu SPBU swasta mempertahankan operasi mereka, tetapi juga mendukung upaya pemerintah menstabilkan harga dan pasokan energi nasional.
Langkah ini juga memperlihatkan komitmen Pertamina dalam menjaga ketersediaan bahan bakar bagi seluruh jaringan distribusi nasional, baik milik sendiri maupun mitra swasta, sebagai bagian dari tanggung jawab korporasi terhadap masyarakat dan negara.
Stok BBM Mulai Pulih, Harapan Konsumen Meningkat
Dengan pulihnya pasokan BP 92, masyarakat kini kembali bisa mendapatkan layanan normal di SPBU bp setelah sempat mengalami kelangkaan. Pemerintah berharap, kerja sama ini akan diikuti oleh pengelola SPBU swasta lainnya untuk memastikan tidak ada gangguan signifikan terhadap suplai energi nasional di masa mendatang.
Kolaborasi antara pemerintah, Pertamina, dan bp menjadi bukti nyata bahwa koordinasi yang solid antara sektor publik dan swasta mampu menghadirkan solusi cepat terhadap krisis pasokan energi. Jika pola kerja sama ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin ketahanan energi Indonesia akan semakin kuat di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.